Tips Supaya Anak Rajin Belajar dan Mandiri

Ketika mencoba menyampaikan atau menuliskan sesuatu hal kepada pembaca yang berhubungan dengan didikan terkadang merupakan sesuatu hal yang cukup sulit kenapa demikian ? penyebab utama dikarenakan ketika mendidik seseorang terutama anak melibatkan perasaan yang tidak bisa dihitung secara matematis dan apa yang dirasakan oleh penulis bisa jadi tidak bisa sepenuhnya dirasakan oleh pembaca.

Namun demikian tentu banyak hal yang bisa dituliskan terkait dengan cara mendidik anak supaya rajin belajar dan bisa mandiri, tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi, Saya mempunyai Anak umur 10 tahun dan masih duduk di Sekolah Dasar ( SD ) kebetulan anak Saya dari mulai TK kemudian masuk SD dan sampai sekarang selalu mendapatkan nilai tertinggi dan beberapa kali mengikuti lomba CALISTUNG ( Baca Tulis Hitung )

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendidik anak supaya rajin belajar dan mandiri adalah sebagai berikut :

* Tanamkan minat kepada anak untuk melakukan sesuatu ( belajar ) bukan hanya anak harus bisa melakukan sesuatu, ada perbedaan antara anak melakukan sesuatu berdasarkan kemauannya sendiri dan anak melakukan sesuatu dikarenakan tuntutan yang dipaksakan.

Menanamkan minat ini adalah dengan cara memberikan argumentasi yang sejelas-jelasnya kepada anak bahwa apa yang dilakukan akan membawa manfaat, sebagai orang tua atau siapapun harus bisa memberikan argumentasi yang jelas dengan pengolahan kata yang tepat.

darimana bisa mendapatkan argumentasi dan pengolahan kata yang bisa diterima anak ? ini didapatkan ketika orang tua benar-benar memahami situasi, dalam satu sisi sebagai orang tua seyogyanya jangan merasa tahu semuanya jika tidak pernah dekat dengan anak.

Barangkali mungkin sebagian orang tua merasa tahu segalanya padahal jika tidak dekat dengan anak belum tentu mengetahui kondisi sebenarnya sehingga argumentasi yang diberikan dianggap aneh oleh anak atau bisa dibilang tidak nyambung.

Jika anak sudah mempunyai minat sendiri untuk melakukan sesuatu maka tugas apapaun yang harus anak lakukan akan dijalani dengan senang hati dan bersemangat, dengan begini otomatis anak akan menjadi lebih rajin.

* Bedakan antara ketegasan, paksaan dan kekesalan. Bisa jadi ini sering terjadi kepad siapa saja yang mendidik anak terutama ketika anak tidak melakukan yang seharusnya dilakukan.

dalam hal ketegasan tunjukan bahwa orang tua sangat serius akan hal tersebut namun bukan berarti ketika serius harus selalu memaksa, serius juga tidak harus selalu memperlihatkan kekesalan kepada anak ketika tidak menurut, bersabarlah secara bijak, dibalik ketegasan berikan argumentasi yang jelas kepada anak.

* Jalin saling pengertian, didik Anak semenjak dini untuk mengerti apa itu saling pengertian antar keluarga, di sela-sela santai ajaklah anak bicara secara dewasa jangan hanya anggap anak sebagai anak kecil.

Salah satu contoh, ketika sedang dalam suasana santai terangkanlah tugas masing-masing anggota keluarga dimulai apa dan untuk apa tugas seorang Bpk, apa saja tugas seorang Ibu kemudian apa saja tugas seorang anak, bicarakan secara detail ungkapkan dalam bahasa anak yang sesuai dengan umur tanpa menghilangkan unsur kedewasaan.

* Jangan buat anak bingung terhadap keputusan orang tua, ini terjadi ketika keinginan orang tua bertentangan dalam membuat keputusan, diskusikanlah dahulu setiap apa yang akan disampaikan dan apa yang akan ditanamkan kepada anak. Setelah orang tua mendapatkan keputusan bersama lalu kemudian sampaikan kepada anak.

* Biasakan anak menerima konsekuensi, ini langsung pada sebuah contoh, misalnya ketika anak malas menghapal ketika besoknya mau ulangan, katakan kepada anak " jika tidak mau belajar kemungkinan besar akan mendapatkan nilai jelek " dan ternyata anak memang mendapatkan nilai jelek, kemungkinan besar jika anak dan orang tua terjalin keselarasan maka anak akan berpikir dan akan memperbaiki kejadian tersebut dengan sendirinya.

Biarkanlah anak menerima konsekuensi atas apa yang telah dilakukan supaya anak terlatih bisa memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan, namun perlu diperhatikan konsekuensi ini bukan hal yang berdampak fatal dan jangka panjang, jika konsekuensi negatif tersebut berakibat fatal dan jangka panjang maka orang tua harus sekuat tenaga mencegah.

Selanjutnya..